Selama ini banyak yang mengira bahwa miopia alias rabun jauh hanyalah “warisan” dari orang tua. Padahal, meski genetik punya peran, gaya hidup kita sehari-hari justru jadi faktor besar yang mempercepat atau memperburuk kondisi ini, terutama pada anak dan remaja. Kebiasaan seperti terlalu lama menatap layar gadget, kurang aktivitas luar ruangan, hingga posisi membaca yang salah bisa memicu perkembangan miopia.
Kabar baiknya, beberapa hal bisa dilakukan untuk mencegah atau memperlambat perkembangan miopia. Artikel ini akan membahas berbagai faktor gaya hidup yang memicu miopia serta cara-cara sederhana untuk menanganinya sejak dini.
Apa Itu Miopia dan Mengapa Semakin Banyak yang Mengalaminya?
Miopia adalah gangguan penglihatan di mana seseorang sulit melihat objek yang jauh secara jelas, tapi masih bisa melihat benda dekat dengan normal. Ini terjadi karena cahaya yang masuk ke mata difokuskan di depan retina, bukan tepat di atasnya. Akibatnya, penglihatan jarak jauh menjadi buram.
Menurut data dari berbagai studi internasional, jumlah penderita miopia terus meningkat, khususnya pada anak-anak usia sekolah. Di era digital ini, anak-anak semakin sering terpapar layar, mengurangi waktu bermain di luar rumah, dan jarang memeriksakan mata—kombinasi sempurna yang mempercepat terjadinya miopia.
Faktor Genetik vs Gaya Hidup
Genetik Memang Berperan…
Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki miopia, anak berisiko lebih tinggi mengalami hal serupa. Gen memang memengaruhi struktur mata, termasuk bentuk bola mata dan kekuatan refraksi.
Tapi Gaya Hidup Bisa Menentukan Seberapa Parahnya
Namun, bukan berarti anak dari orang tua dengan mata normal bebas dari risiko. Studi terbaru menunjukkan bahwa screen time berlebih, kurangnya paparan cahaya alami, dan kurang aktivitas fisik di luar ruangan adalah faktor utama yang mendorong lonjakan kasus miopia, terutama di perkotaan.
Dengan kata lain, genetik mungkin memberikan “tiket”, tapi gaya hidup menentukan seberapa jauh perjalanan miopia anak akan berkembang.
Gaya Hidup yang Meningkatkan Risiko Miopia
Berikut beberapa kebiasaan harian yang tanpa disadari bisa memperparah atau mempercepat perkembangan miopia:
-
Terlalu Lama Menatap Layar
Anak-anak zaman sekarang hampir tidak bisa lepas dari gadget, baik untuk belajar maupun hiburan. Menatap layar terlalu lama bisa menyebabkan mata lelah, fokus terganggu, dan mempercepat miopia.
-
Kurang Aktivitas Luar Ruangan
Penelitian menunjukkan bahwa paparan sinar matahari alami bisa membantu memperlambat perkembangan miopia. Anak yang terlalu sering di dalam ruangan cenderung lebih rentan.
-
Kebiasaan Membaca Terlalu Dekat
Membaca dengan jarak terlalu dekat atau posisi yang buruk (seperti membaca sambil tiduran) bisa memaksa mata bekerja lebih keras, memperburuk rabun jauh.
-
Kurang Tidur
Kurang tidur bukan hanya membuat anak lemas, tapi juga berdampak pada kesehatan mata. Tidur yang cukup membantu menjaga keseimbangan fungsi otot mata.
Tindakan Preventif yang Bisa Dilakukan di Rumah
Berita baiknya, banyak hal yang bisa dilakukan orang tua dan anak-anak untuk mencegah atau memperlambat miopia:
-
Terapkan Aturan 20-20-20
Setiap 20 menit menatap layar, alihkan pandangan selama 20 detik ke objek sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter). Ini membantu mata beristirahat.
-
Batasi Penggunaan Gadget
Buat aturan penggunaan layar di rumah, terutama saat malam hari atau sebelum tidur. Pastikan ada waktu tanpa gadget setiap harinya.
-
Ajak Anak Bermain di Luar
Minimal 2 jam aktivitas di luar ruangan setiap hari terbukti membantu mencegah perkembangan miopia. Selain baik untuk mata, juga bagus untuk kesehatan fisik dan mental.
-
Jaga Pencahayaan Saat Belajar
Pastikan anak belajar atau membaca di ruangan yang terang. Hindari membaca di tempat gelap atau pencahayaan redup.
Pemeriksaan Mata Secara Rutin Itu Penting
Jangan menunggu anak mengeluh matanya buram. Banyak anak yang tidak sadar bahwa penglihatannya menurun, karena mereka belum bisa membandingkan kondisi mata “normal” dengan yang tidak.
Mengapa Harus Rutin?
- Deteksi Dini: Miopia ringan bisa dikontrol lebih baik jika diketahui sejak awal.
- Pantau Perkembangan: Pemeriksaan berkala membantu dokter mata mengevaluasi progres dan merekomendasikan penanganan terbaik.
- Tentukan Kebutuhan Kacamata: Tidak semua anak dengan miopia harus langsung pakai kacamata, tapi jika memang dibutuhkan, pemilihan kacamata yang tepat sangat penting.
Kapan Harus Membawa Anak ke Optik?
Membawa anak ke optik sebaiknya tidak menunggu sampai ia mengeluh tidak bisa melihat papan tulis atau sering menyipitkan mata. Pemeriksaan mata idealnya dilakukan sejak dini, bahkan sebelum anak masuk usia sekolah. Anak sebaiknya dibawa ke optik atau profesional kesehatan mata minimal satu kali dalam setahun, terlebih jika memiliki riwayat miopia dalam keluarga. Beberapa tanda lain yang bisa menjadi sinyal adalah jika anak sering mengeluh pusing, memiringkan kepala saat melihat, mendekatkan benda terlalu dekat ke mata, atau tampak kesulitan mengikuti pelajaran di kelas. Semakin cepat gangguan penglihatan terdeteksi, semakin besar kemungkinan untuk memperlambat perkembangan miopia dan mencegah dampak jangka panjangnya. Jangan tunggu sampai anak kesulitan belajar atau kehilangan kepercayaan diri, langkah pencegahan dimulai dari perhatian orang tua sejak dini.
Optik Kasoem Vision Care
Optik Kasoem Vision Care hadir di berbagai kota di Indonesia untuk memberikan layanan kesehatan mata terbaik bagi Anda dan keluarga. Dengan pengalaman lebih dari 80 tahun, kami menghadirkan pemeriksaan mata komprehensif, koleksi frame berkualitas, serta lensa yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap pelanggan.
Jaringan toko Optik Kasoem Vision Care tersebar luas di berbagai kota, seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, dan kota-kota lainnya di Indonesia, memastikan akses mudah bagi siapa saja yang ingin mendapatkan solusi penglihatan yang optimal.
Kunjungi Optik Kasoem Vision Care sekarang dan rasakan pengalaman layanan optik yang terpercaya dan dekat dengan Anda! berikut untuk mendapatkan informasi lokasi secara lengkap.
Add comment