Pernahkah memperhatikan bahwa anak Anda kerap menutup satu matanya ketika melihat objek? Atau, pernahkah mereka menyipitkan mata untuk melihat? Hati-hati, bisa jadi itu tanda-tanda anak mengalami amblyopia. Apa itu amblyopia?
Amblyopia
Istilah lain dari amblyopia adalah mata malas (lazy eyes). Ini terjadi ketika sang anak terlalu mengandalkan penglihatan dari satu mata, karena penglihatan mata lainnya kurang baik.
Dengan demikian, otak semakin bergantung pada mata yang lebih kuat untuk melihat objek dengan jelas. Sedangkan, penglihatan di mata yang lebih lemah semakin memburuk.
Penyebab Mata Malas
Seperti dilansir dari American Academy of Ophthalmology, “lazy eyes” ini penyebabnya beragam. Adapun rinciannya, seperti berikut.
Strabismus
Kondisi ini terjadi ketika mata melihat ke dua arah yang berbeda. Posisi bola mata tidak sejajar ini menyebabkan satu mata terfokus lurus ke depan. Sementara, yang lain berputar ke dalam, ke luar, ke atas, atau ke bawah.
Dampak dari mata juling, istilah lainnya, adalah penglihatan ganda. Itu membuat otak mengabaikan bayangan dari mata yang tidak terfokus lurus ke depan. Sehingga, otak hanya mengandalkan penglihatan dari mata yang jelas melihat objek. Sedangkan, mata yang memiliki penglihatan buruk tidak berkembang dengan baik.
Kelainan refraksi
Ini merupakan kelainan mata yang terjadi saat mata tidak dapat dengan jelas memfokuskan gambar dari dunia luar. Akibatnya, penderita merasakan penglihatan kabur. Bahkan, jika sangat parah akan menimbulkan gangguan penglihatan.
Dalam catatan Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan, jenis kelainan refraksi, yaitu rabun jauh (myopia), rabun dekat (hyperopia), silinder (astigmatism), dan presbiopia (mata tua).
Jika seorang anak menderita kelainan refraksi yang lebih buruk pada satu mata, bisa jadi mata tersebut akan “mati”. Karena, anak mengandalkan penglihatan mata yang lebih jelas. Meskipun, kondisi itu sulit diketahui, karena penglihatan anak tampak baik-baik saja saat menggunakan kedua mata.
Katarak menyebabkan amblyopia
Beberapa anak terlahir dengan katarak, yang mana lensa mata yang biasanya jernih menjadi keruh. Kekeruhan pada lensa alami mata ini bisa terjadi pada semua usia, dari saat bayi baru lahir (katarak kongenital) atau berkembang di kemudian hari menjadi katarak pediatrik.
Saat kecil, katarak pediatrik ini tak akan merusak penglihatan anak. Namun, akan menyebabkan masalah penglihatan jika menjadi sangat besar. Mata malas dapat berkembang ketika seorang anak memiliki katarak di satu atau kedua mata.
Baca juga: Waspada Miopi Tinggi, Anak-anak Bisa Katarak sampai Ablasi Retina
Ketika penglihatan anak terganggu, otak akan merespons visual dari satu mata yang sehat. Di saat bersamaan, otak mengabaikan penglihatan mata sebelahnya. Karena visual yang tertangkap oleh mata dengan katarak terlihat buram atau tidak fokus terhadap objek yang dilihatnya.
Kelopak mata terkulai
Ptosis, atau kelopak mata turun dapat membuat kelopak mata terkulai sedikit atau terlalu banyak. Jika sedikit mungkin, tak akan membuat penglihatan terganggu. Namun, saat terlalu banyak dapat menutupi pupil (titik hitam di tengah mata yang membiarkan cahaya masuk). Sehingga, dapat membatasi atau bahkan sepenuhnya menghalangi penglihatan normal.
Jika kondisinya parah, penglihatan satu mata akan terhalang. Dampaknya, anak mengandalkan mata yang tidak terhalang yang menyebabkan berkembangnya amblyopia.
Pemeriksaan Amblyopia
Jika memiliki keluhan tentang mata malas, bisa melakukan pemeriksan di vision center. Salah satunya, Optik Kasoem. Dengan pengalaman lebih dari 80 tahun pemeriksaan bukan hanya fokus pada tajam penglihatan saja. Namun, lapang pandang, kontra sensitivitas, binokuler, strabismus (mata juling), pemeriksaan buta warna, dan screening low vision hingga pemeriksaan untuk miopi tinggi pada anak-anak. Untuk informasi lain, hubungi Kasoem Care dengan melalui layanan chat 08118179910.

Add comment